Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke gereja untuk disumbangkan;
Tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan.
Betapa lamanya melayani TUHAN selama 1 jam;
Namun betapa singkatnya kalau kita melihat film.
Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa(spontan);
Namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan teman/pacar tanpa harus berpikir panjang-panjang.
Betapa asyiknya apabila pertandingan sepak bola diperpanjang waktunya ekstra;
Namun kita mengeluh ketika khotbah di Gereja lebih lama sedikit daripada biasa.
Betapa sulitnya untuk membaca satu perikop dari ALKITAB;
Namun betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.
Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser;
Namun lebih senang duduk di bangku paling belakang di Gereja.
Betapa sulitnya untuk kita menyesuaikan jadwal 2 atau 3 minggu sebelumnya untuk suatu acara Gerejani;
Namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan.
Betapa sulitnya untuk mempelajari suatu bab sederhana dari INJIL untuk di sharingkan dengan orang lain;
Namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain itu.
Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran;
Namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh ALKITAB.
Betapa setiap orang ingin masuk Sorga seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir, atau mengatakan apa-apa, atau berbuat apa-apa.
Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api;
Namun kalau ada mail yang isinya tentang Kerajaan Allah; betapa seringnya kita ragu-ragu/enggan membukanya dan mensharingkannya, serta langsung klik pada icon DELETE.
2 komentar:
Setuju banget bu..Jadi terkoreksi nih..he..he.. Btw mana lagi nih..? koq cuma atu..?
Perenungan yang bagus, coba lebih dalam akan makna hidup yang sesungguhnya.
- Kenapa kita harus yakin dengan apa yang selama ini meragukan?
- Kenapa hanya menjadi penerus pemikiran orang tidak menggali dari dasar renung hati yg paling dalam?
- Kenapa tidak bisa keluar dari pemikiran orang2 disekitar kita, padahal setiap hari kita menyaksikan kebenaran?
Masih banyak lagi yang harus digali... :)
Posting Komentar