Tampilkan postingan dengan label Bedah Buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bedah Buku. Tampilkan semua postingan

Jumat, 27 April 2012

Prolog Sang Alkemis

Sudah dua kali beli buku Sang Alkemis karangan Paulo Coelho..
Buku yang pertama cetakan lama (mungkin yang pertama), lenyap entah kemana..


Buku kedua saat ini sedang dipinjam teman..



Tapi ternyata ada perbedaan antara buku cetakan lama dan cetakan baru ini..
Ternyata di cetakan terbaru.. ada yang dihilangkan..
Yaitu pada bagian Bab Prolog..
Langsung menyesal buku cetakan lama itu hilang.. :(

Kebetulan kemarin dapat email dari seorang teman mengenai isi dari Bab Prolog ini..
Pas dibaca, oh iyaaa... jade ingat..
Ceritanya bagus.. Jadi tidak ada salahnya berbagi..



Prolog


Alkemis itu mengambil buku yang dibawa seseorang dalam karavan. Membuka-buka halamannya, dia menemukan sebuah kisah tentang Narcissus.

            Alkemis itu sudah tau legenda Narcissus, seorang muda yang setiap hari berlutut di dekat sebuah danau untuk mengagumi keindahannya sendiri. Ia begitu terpesona oleh dirinya hingga suatu pagi, ia jatuh ke dalam danau itu dan tenggelam. Di titik tempat jatuh itu, tumbuh sekuntum bunga, yang dinamakan narcissus.

            Tapi bukan dengan itu pengarang mengakhiri ceritanya.

            Dia menyatakan bahwa ketika Narcissus mati, dewi-dewi hutan muncul dan mendapati danau tadi, yang semula berupa air segar, telah berubah menjadi air mata yang asin.
“Mengapa engkau menangis ?” tanya dewi-dewi tu.
“Aku menangisi Narcissus,” jawab danau
“oh, tak heranlah jika kau menangisi Narcissus ,” kata mereka, “sebab walaupun kami selalu mencari dia di hutan, hanya kau saja yang dapat mengaggumi keindahannya dari dekat. “
“Tapi ......... indahkah Narcissus ?” tanya danau
“ Siapa yang lebih mengetahuinya daripada engaku ?” dewi-dewi bertanya heran. “Di dekatmulah ia tiap hari berlutut mengagumi dirinya !”

Danau terdiam beberapa saat. Akhirnya, ia berkata : “Aku menangisi Narcissus, tapi tak pernah ku perhatikan bahwa Narcissus itu indah. Aku menangis karena, setiap ia berlutut di dekat tepianku, aku bisa melihat di kedalaman matanya, pantulan keindahanku sendiri.”

“Kisah yang sungguh memikat, “ pikir sang alkemis.


Senin, 23 April 2012

Ho'oponopono...

Sekedar berbagi..
Tentang buku berjudul Zero Limit, ttg seorg dokter terapis yg menyembuhkan lbh dr 30 org pasien sakit mental tanpa pernah ketemu.. Teknik yang dipakai Ho'oponopono.. Teknik ini berasal dari teknik Hawaii kuno..


Dasar dari Ho'oponopono adalah bahwa semua masalah (penyakit, perasaan tidak suka dll) berawal dari dalam diri kita.. Semua hal yang kita tidak suka merupakan proyeksi dalam diri kita.. Semua masalah ada di dalam kita, bukan pada orang lain..
Ho'oponopono adalah teknik membersihkan memori dari pengalaman yang tidak enak, sehingga mempengaruhi reaksi kita dalam melihat sesuatu.. Dan pada akhirnya terjadilah masalah.. Bahkan penyakit..
Ho'oponopono adalah teknik self-healing..
Tekniknya hanya bayangkan masalah, penyakit atau orang yang sedang dalam masalah (menurut kita) lalu ucapkan terus menerus dengan sungguh-sungguh:
"I Love U, I'm sorry, Please forgive me, Thank you"..


Ajaib.. Tanpa pernah bertemu pasiennya, dokter tersebut hanya membayangkan pasiennya dan pasien tersebut sembuh..
Memang ga masuk akal.. Tetapi sudah terbukti manjur..
Buat yg tertarik untuk tahu lebih dalam, bisa baca buku Zero Limit by Joe Vitale.. Atau browsing ttg teknik ini..
Tidak ada salahnya mencoba.. siapa tau yang sedang stress dengan pekerjaan, rekan kerja, kuliah, pasangan, penyakit, keluarga.. Smua bisa sembuh..
Regards
Lea..

Kamis, 05 November 2009

Certain moments repeat themselves..


This page was taken from Warrior of The Light by Paulo Coelho..


A Warrior of the Light knows that certain moments repeat themselves.

He often finds himself faced by the same problems and situations, and seeing difficult situations return, he grows depressed, thinking that he is incapable of making any progress in life.

"I've been through all this before," he says to his heart.

"Yes, you have been through all this before," replies his heart. "But you have never been beyond it."

Then the Warrior of the Light realizes that these repeated experiences have but one aim: to teach him what he does not want to learn.