Rabu, 21 November 2012
Syukur..
Saya membuka notes dan menulis:
Sepertinya saya mau curhat sedikit dan siapa tau dpt menemukan jawaban..
Salah satu komponen utk sukses adalah bersyukur..
Saya tau kalau kita mensyukuri sesuatu, segala sesuatunya akan lebih baik.. Ada yg bilang jg bahwa "bersyukur adalah kunci kebahagiaan"..
Saya mencoba membuat buku syukur.. Dimana kita dpt mencatatkan semua rasa syukur kita.. Baik pada suatu hal yg telah kita alami atau tidak kita alami..
Yang menjadi permasalahan adalah..
Saya berhenti menulis buku tersebut.. Karena saya merasa munafik.. Saya merasa tidak 'feel good'.. Saya menulis bersyukur untuk hal yang tidak benar-benar saya syukuri..
Ada sebersit jawaban, mungkin semua itu karena saya tidak YAKIN.. Tapi tidak yakin akan apa? Tidak yakin pada diri saya sendiri akan rasa syukur yg saya lakukan?
Salah satu contoh syukur yg tidak feel good:
"saya bersyukur dengan rasa mules ketika datang bulan, menandakan saya masih perempuan yg normal.."
TETAPI ketika saya menulis contoh syukur dalam curhat ini, saya seperti mendapat pencerahan.. Tiba-tiba saya merasa tidak munafik.. Yg membuat saya tidak 'feel good' adalah karena saya melakukannya utk dilihat orglain.. (Saya menulis contoh syukur tadi tidak hanya di buku syukur, tetapi di twitter saya dengan harapan orglain dpt ikut bersyukur seperti saya)..
Ketika saya menulis ini, saya tidak peduli siapa yg akan melihatnya.. (Mungkin karena saya sudah PASRAH dengan apapun jawaban dr teman-teman QLT atas curhatan ini)..
Dan pikiran saya mendadak bertamasya ke kejadian-kejadian yg saya alami selama pergi ke kantor tadi pagi.. Bertemu pengemis, pemulung, orang-orang yg sedang menunggu angkutan umum, motor dengan penumpang sepasang suami istri dan 3 anaknya.. Hmm..
Rasa syukur yg saya alami, saya tulis.. Harusnya memang untuk diri saya sendiri.. Bukan dengan tujuan untuk dilihat orang atau untuk mengajak org bersyukur juga.. Saya harus melakukannya untuk diri saya sendiri..
Mengutip kata-kata Adi W Gunawan di facebooknya..
"Mengenal dan memahami oranglain adalah bijaksana.
Mengenal dan memahami diri sendiri adalah pencerahan."
Terimakasih untuk entah apapun itu, yang telah membuka mata saya..
Kamis, 15 November 2012
Pembenaran
Gw yakin semua orang selalu memiliki pemikiran pembenaran untuk dirinya sendiri ketika suatu peristiwa tidak menyenangkan terjadi..
Tetapi sampai mana orang tersebut dapat mengendalikan pembenaran diri-nya yang membuat hasil berbeda-beda..
Wake Up Call
Semua terjadi begitu mendadak..
Tidak ada tanda-tanda..
Tidak ada wejangan penutup..
Tidak ada tanda-tanda fisik melemah..
Tiba-tiba.. Semua serba tiba-tiba..
Semua terlihat seperti hari-hari biasa..
Tetapi kepergiannya yang tiba2 itu, meninggalkan banyak pelajaran..
1. Penyesalan
2. Keberhasilan dalam kehidupan..
Kepergian papah menyisakan penyesalan ketika tampaknya semua org lebih mengenal papah daripada saya anaknya sendiri.. Saya yang seharusnya memiliki kenangan indah terbanyak mengenai ayah saya, lebih memilih menghabiskan waktu dengan hal-hal yang menjauhkan saya dari ayah..
Saat papah masih disemayamkan di rumah duka, pelayat tak berhenti datang.. Baik yang kami (keluarga) kenal maupun yg tidak.. Bahkan banyak pelayat yang sengaja datang dari luar kota untuk menyampaikan salam terakhir.. Beberapa pelayat malah hanya baru beberapa kali bertemu papah dan itupun sudah lama sekali, tapi mereka tetap datang karena pertemuan dengan papah menyisakan kenangan yg baik.
Dalam buku Quantum Life Transformation karangan Adi.W.Gunawan, ada satu bagian yg membahas mengenai bagaimana mengetahui anda telah sukses dalam hidup. Caranya adalah dengan mendengar doa-doa orang di sekitar anda ketika anda meninggal. Dengan mendengar semua cerita dan doa dari para pelayat.. "Ayah saya orang yg sukses!" Bagaimana ayah saya telah menjalin relasi yang baik dengan orang-orang yang pernah ditemuinya.. Dan menjadi orang yg 'berhasil' dalam kehidupannya..
Jalan kehidupan papah bukanlah kehidupan yang mulus.. Susah, senang, sedih datang silih berganti.. Papah pernah dihina, ditipu, difitnah dan banyak lagi kejadian-kejadian tidak mengenakan lainnya.. Tapi reaksi papah dengan hati yg besar untuk menghadapi semuanya itu yang membuahkan hasil..
Smoga saya bisa menjadi orang seperti ayah saya.. Bukan bearti saya melihat seseorang berhasil dari banyaknya pelayat ya.. Tapi dari doa orang-orang yang ditinggalkan..
Tanpa perlu harta berlimpah dan jabatan yang tinggi, ayah saya telah berhasil melalui kehidupan ini..
Seandainya masih ada waktu untuk mengulang kembali semuanya.. seandainya masih ada kesempatan untuk saya lebih belajar menjadi orang yang berhati besar seperti ayah saya..
Tetapi penyesalan memang selalu datang terlambat..
Dan sesuatu yang terlambat terkadang menyadarkan kita.. bahwa waktu yang kita miliki dengan orang-orang yang berada di sekitar kita, sangat berharga..
Terimakasih Pah.. Lea bangga jadi anak papah..
Dan biarlah sekarang Lea belajar dari semua kenangan yang tersisa dengan mencoba memaknai setiap kejadiannya..
Lea sayang papah..
Minggu, 19 Agustus 2012
Terlambat..
tapi masih mau berjuang..
kecewa lagih..
dan akhirnya ketika kesempatan itu datang,
kamu dah hilang harapan dan mati rasa..
Dan itulah kejadiannya skrg..
Seharusnya kita ga pernah ketemu..
Seharusnya semua dah kita akhiri dari awal..
Dan mungkin ini pelajaran berharga tentang "terlambat"..
Semoga ini hanya perasaan sementara..
Semoga besok pikiran gw bisa berubah..
Tapi untuk sementara waktu ada baiknya kita saling menjaga..
Dengan tidak hadir dalam foto masing-masing keluarga besar..
Kamis, 26 Juli 2012
BOSAN HIDUP
Sang Master tersenyum, "Oh, kamu sakit."
"Tidak Master, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati."
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Master meneruskan, "Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, 'Alergi Hidup'. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan."
Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.
Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam hal berumah-tangga, bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita.
"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku." demikian sang Master.
"Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup." pria itu menolak tawaran sang guru.
"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?"
"Ya, memang saya sudah bosan hidup."
"Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang."
Giliran dia menjadi bingung. Setiap Master yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati. Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh Master edan itu. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah. Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran yang paling enak dan mahal. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget!
Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, "Sayang, aku mencintaimu." Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali. "Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, sayang."
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya?"
Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu."
Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, "Pi, maafkan kami semua. Selama ini, Papi selalu stres karena perilaku kami."
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri.
Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya? Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan."
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu hidup.
*sumber: email yahoogroup QLT*
- Posted using BlogPress from my iPad
Senin, 30 April 2012
Semua peristiwa yang terjadi pasti alasannya..
"Tidak ada yang namanya kebetulan.."
"Semua peristiwa yang terjadi pasti alasannya.."
Kebetulan yang baru terjadi adalah ketika gw memutuskan untuk kembali meneruskan membaca Quantum Life Transformation karangan Adi W. Gunawan.. Karena sempat beberapa hari berhenti membaca, seperti biasa gw selalu balik membaca beberapa halaman sebelum letak si pembatas buku.. untuk sekedar mengingatkan sampai dimana kemarin..
Di sela-sela sedang mengulang, tiba-tiba ada bbm masuk.. dan seperti biasa lagi.. setelah mengecek bbm, biasanya mengecek twitter.. ada sebuah artikel yang di retweet oleh seorang kawan yang berjudul "Saya takut hidup di Jakarta.." Iseng, buka agh..
Setelah membaca, ternyata isinya adalah 3 peristiwa yang tidak mengenakan yang dialami oleh sang penulis yang semuanya berakhir dengan keributan..
Dan setelah membaca artikel tersebut, gw langsung inget pada bacaan gw (yang mengulang tadi).. Ada pernyataan..
"Setiap kejadian yang kita alami sebenernya bersifat netral. Pikiran kitalah yang memberi makna pada kejadian itu. Makna ini bisa positif dan bisa negatif.."
Dan di saat yang sama, gw teringat lagi tulisan gw beberapa hari yang lalu tentang Ya, udah..
Seperti tersadarkan, bener juga.. Seandainya penulis tersebut bereaksi mengalah saja.. dan "Ya, udah".. mungkin semua keributan bisa terhindari.. dan perasaan negatif yang sekarang dirasakan sang penulis itu mungkin tidak ada..
Seandainya si penulis hanya "Ya, udah".. tapi tetap mengambil manfaat atau pelajaran dari kejadian tersebut, bahwa lebih baik bersabar daripada membuang waktu dan jadi bad mood.. atau pelajaran apapun lah..
Tapi mungkin juga, dengan tulisan tersebut dapat menyadarkan beberapa orang, mungkin guru, orangtua, pembina pramuka, pemimpin agama dan beberapa pemimpin di negeri ini.. untuk menjadikan peristiwa ini sebagai contoh yang tidak baik.. Sehingga kerugian yang dialami sang penulis tidak terulang pada oranglain..
Dan mungkin itu alasan peristiwa tersebut terjadi pada sang penulis.. sebagai pembelajaran untuk diri sendiri dan untuk orang lain..
Jumat, 27 April 2012
Live In The Moment
Banyak hal yang gw petik ketika mengerjakan thesis itu..
Waktu ngejalaninnya rasanya bener-bener pengen nyerah.. Yang namanya nangis itu udah seperti minum obat.. Pagi, siang, malam.. Nangis terus...Stress.. Ga bisa konsentrasi..Semua yang ditulis rasanya salah..
Salah satu hal yang gw dapet ketika thesis adalah Live In The Moment..
Hari itu sudah dijadwalkan untuk simulasi sidang.. Simulasi sidang ini dilakukan di depan teman-teman.. Tujuannya untuk tau dimana kekurangan dan kemungkinan pertanyaan-pertanyaan dari dosen penguji.. Biasanya teman-teman yang sudah latihan sidang jadi lebih terbayang tentang pertanyaan yang mungkin muncul dan sudah mempersiapkan jawaban dari pertanyaan itu..
Note: Sidang thesis di MBA ITB mungkin berbeda dengan sidang thesis di Universitas atau Perguruan Tinggi lainnya..
Hari itu, ketika mulai simulasi sidang.. Dalam diri gw ada keyakinan bahwa thesis gw itu ga sempurna.. Banyak bolongnya, ada beberapa salah ketik.. Banyak celah banget untuk diserang..
Berangkat dengan ketakutan ini, gw memulai presentasi gw..
Hasilnya bisa ditebak.. Kacau.. Muka-muka bingung dari teman-teman yang datang, makin membuat down.. Dan terjadilah.. Nangis lagi.. Airmata bener-bener ga bisa dibendung.. Rasa tertekan ini bener-bener ga bisa dikendalikan..
Singkat cerita simulasi sidang berakhir.. Banyak masukan dari teman-teman.. Ini itu yg harus diperbaiki.. kemungkinan pertanyaan dan apa yang perlu dilakukan.. Setelah selesai, simulasi sidang, kami memutuskan pergi ke sebuah cafe.. Makan malam, sekalian memperbaiki slide presentasi dan bertemu sepupu dari seorang teman.. Gobind, sang pengarang buku Happiness Inside..
Entah mulainya bagaimana.. agak lupa kronologisnya.. Di sela-sela obrolan, Gobind bertanya..
"Kamu sedang ada masalah?.. detik ini?" dan dia mengulang pertanyaan itu sampai tiga kali pada bagian "detik ini?".. Gw terdiam.. Bingung..
Trus gw jawab.. "Ada, ini.." sambil menunjuk monitor laptop gw..
Dan dia menjawab lagi.. "Itu masalah sekarang atau nanti?"..
Lalu dia menjelaskan sedikit tentang bagaimana waktu (masa depan) menurut science.. dan gw kembali lupa pasti isinya apa.. Tetapi pada intinya..
"Masalah itu timbul karena ketakutan kita akan sesuatu di masa depan yang belum pasti.. Jadi sekarang yang bisa dilakukan adalah kerjakan dengan baik apa yang ada di depan kita.." sambil dia memperagakan gerakan mengetik..
Bener juga..
Kenapa thesis gw rasanya kacau.. Karena ketika gw ngerjain, gw penuh dengan ketakutan.. Takut salah... Takut nanti ditanya ini itu gara-gara tulisan gw.. Takut ditolak kembali sama dosen pembimbing..
Seandainya, gw bisa sedikit menghilangkan semua ketakutan dan kecemasan gw.. dan mengerjakan saja apa yang ada di depan gw, saat ini.. Yak, mungkin semuanya akan lebih baik..
Tapi selesai.. Besoknya gw panik lagih.. dan dalam kepanikan.. seperti biasa.. gw nge-bbm salah satu teman yang tau benar isi thesis gw.. dan biasanya di bbm itu isinya, pertanyaan dengan panik.. "kalo gini gimana.. kalo gitu ntar gimana.." dan biasanya dengan ajaib.. gw mendadak punya jawaban sendiri "mending diginiin ajah kali ya.."
Dan sang teman menjawab.. "tenang Le.. inget Live in The Moment-nya Gobind semalem.."
Hehehehe.. Bener juga. Baru semalem sadar.. Udah lupa lagih..
Dan setelah itu, dengan prinsip itu.. gw ngejalanin moment persiapan itu dengan lebih tenang.. Mempersiapkan yang terbaik yang bisa gw lakuin.. Daripada malah fokus memikirkan kemungkinan-kemungkinan negatif malah menciptakan ketakutan, nangis.. buang waktu, hilang konsentrasi..
Dan selesailah semuanya..
Pada saat sidang-pun.. Ya sudah.. saat ini gw sedang sidang.. Jalanin saja.. Berikan yang terbaik, nikmati.. Karena saat ini (saat sidang itu)tidak akan terulang kembali..
Prolog Sang Alkemis
Buku yang pertama cetakan lama (mungkin yang pertama), lenyap entah kemana..
Buku kedua saat ini sedang dipinjam teman..
Tapi ternyata ada perbedaan antara buku cetakan lama dan cetakan baru ini..
Ternyata di cetakan terbaru.. ada yang dihilangkan..
Yaitu pada bagian Bab Prolog..
Langsung menyesal buku cetakan lama itu hilang.. :(
Kebetulan kemarin dapat email dari seorang teman mengenai isi dari Bab Prolog ini..
Pas dibaca, oh iyaaa... jade ingat..
Ceritanya bagus.. Jadi tidak ada salahnya berbagi..
Prolog
Senin, 23 April 2012
Ho'oponopono...
Tentang buku berjudul Zero Limit, ttg seorg dokter terapis yg menyembuhkan lbh dr 30 org pasien sakit mental tanpa pernah ketemu.. Teknik yang dipakai Ho'oponopono.. Teknik ini berasal dari teknik Hawaii kuno..
Dasar dari Ho'oponopono adalah bahwa semua masalah (penyakit, perasaan tidak suka dll) berawal dari dalam diri kita.. Semua hal yang kita tidak suka merupakan proyeksi dalam diri kita.. Semua masalah ada di dalam kita, bukan pada orang lain..
Ho'oponopono adalah teknik membersihkan memori dari pengalaman yang tidak enak, sehingga mempengaruhi reaksi kita dalam melihat sesuatu.. Dan pada akhirnya terjadilah masalah.. Bahkan penyakit..
Ho'oponopono adalah teknik self-healing..
Tekniknya hanya bayangkan masalah, penyakit atau orang yang sedang dalam masalah (menurut kita) lalu ucapkan terus menerus dengan sungguh-sungguh:
"I Love U, I'm sorry, Please forgive me, Thank you"..
Memang ga masuk akal.. Tetapi sudah terbukti manjur..
Buat yg tertarik untuk tahu lebih dalam, bisa baca buku Zero Limit by Joe Vitale.. Atau browsing ttg teknik ini..
Tidak ada salahnya mencoba.. siapa tau yang sedang stress dengan pekerjaan, rekan kerja, kuliah, pasangan, penyakit, keluarga.. Smua bisa sembuh..
Regards
Lea..
Sabtu, 21 April 2012
Ya udah..
Kamis, 29 Maret 2012
Cemas...
Serahkanlah khawatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau! (Mazmur 55:23)
Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku (Mazmur 23:1)
Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau (Ibrani 13:5)
In God I have put my trust, I shall not be afraid. Psalm 56:11
"Bagai Rajawali"
Tuhan adalah kekuatanku
Bersama Dia ku tak akan goyah
Kukan terbang tinggi bagai Rajawali
Melakukan perbuatan yang besar
Reff :
Kukan terbang tinggi bagai rajawali
Dan melayang tinggi dalan kemuliaanNya
Biar bumi bergoncang dan badai menerpa
kukan terbang tinggi bersama Dia
- Posted using BlogPress from my iPad
Minggu, 25 Maret 2012
Menulis buat apa?..
Menulis itu...
Apa sih menulis itu..
Ujian Saringan (tiga lapis) Pikiran..
Selasa, 20 Maret 2012
Tumblr baru yang ternyata ga baru..
Hasil pembicaraan tadi siang..
Senin, 19 Maret 2012
destiny..
Minggu, 18 Maret 2012
Cerita Gunung
Seorang anak dan ayahnya sedang berjalan diatas gunung. Tiba tiba, anaknya terjatuh, Dia terluka dan berteriak : "AAAhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!." Tetapi Ia sangat kaget mendengar ada suara pantulan dari gunung sebelah."AAhhhhhhhhhhhhhhh!!!!
Dengan penuh rasa penasaran, diapun kembali berteriak : "Siapa kamu?" Diapun menerima kembali jawaban yang sama : Siapa kamu?" dan kemudian dia berteriak ke gunung itu: "Saya mengagumimu!" dan suara itupun kembali : "Saya mengagumimu!."
Dengan muka marah pada jawaban itu, dia berteriak : "Penakut" Dia masih menerima jawaban yang sama, "Penakut!."
Dia menatap ayahnya dan bertanya : "Apa yang sedang terjadi?" Ayahnya sembari tersenyum dan berkata : "Sayang, perhatikan." Kembali ayah akan berteriak : "Kamu Juara." Diapun menerima jawaban yang sama : "Kamu Juara."
Anak ini kembali kaget dan tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi, kemudian Ayahnya menjelaskan bahwa itulah yang disebut dengan ECHO (Gema suara), tetapi itulah sesungguhnya hidup.
Segalanya akan kembali kepada kita, apa yang kita katakan, apa yang kita lakukan. Hidup kita secara sederhana adalah gambaran dari kelakuan yang kita perbuat.
Jika kamu ingin lebih banyak cinta dalam dunia, maka ciptakanlah Cinta dalam Hatimu.
Jika Kamu ingin lebih berkemampuan dalam timmu, maka tingkatkanlah kemampuanmu.
"Hidup akan memberikan kembali kepadamu, apa yang telah kamu berikan kepadanya. Dalam segala hal.
Sabtu, 17 Maret 2012
LULUS..!!
- Tuhan,
- Keluarga (inti & besar),
- Pacar (Adji) dan keluarga,
- Teman (mahasiswa dan karyawan MBA ITB),
- Dosen pembimbing yang sangat membimbing,
- Pembimbing di tempat internship.
A Cold Winter Forecast
It was autumn, and the Red Indians on the reservation asked their New Chief if the winter was going to be cold or mild. Since he was a Red Indian chief in a modern society, he couldn't tell what the weather was going to be. Nevertheless, to be on the safe side, he replied to his tribe that the winter was indeed going to be cold and that the members of the village should collect wood to be prepared.
But also being a practical leader, after several days he got an idea. He went to the phone booth, called the National Weather Service and asked "Is the coming winter going to be cold?" "It looks like this winter is going to be quite cold indeed," the meteorologist at the weather service responded.
So the Chief went back to his people and told them to collect even more wood. A week later, he called the National Weather Service again.
"Is it going to be a very cold winter?"
"Yes," the man from the National Weather Service again replied, "it's definitely going to be a very cold winter."
The Chief again went back to his people and ordered them to collect every scrap of wood they could find.
Two weeks later, he called the National Weather Service again. "Are you absolutely sure that the winter is going to be very cold?"
"Absolutely," the man added. "It's going to be one of the coldest winters ever."
"How can you be so sure?" the Chief asked.
The weatherman replied, "The Red Indians are collecting wood like crazy."
Moral: The influence you have on others can be way beyond what you imagine it to be.
Taken from Stories That Coach: Sampler www.managetrainlearn.com
Papah..
Karena ketidakdekatan kami..
Karena sikap canggung untuk mengatakan "i love u Pah"..
Karena kesibukan kami..
Yang gua inget banget tentang Papah adalah..
Suatu hari kami anak2nya diundang ke sebuah retret dimana papah & mamah jadi pesertanya..
Kedatangan kami merupakan surprise..
Dan disaat kami masuk..
Terharu..
Ternyata kami, anak2nya yang selama ini terkesan sibuk sendiri, mau hadir..
Dibalik kedatangan gw.. sebenernya gw males banget..
Acara retret dkk itu bukan hal yang menarik buat gw..
Dan mengganggu jadwal main gw..
Tapi ngeliat papah terharu..
Rasanya beda banget..
Segala males itu ilang..
Tapi..
Setelah retret..
Semua kembali seperti awal lagi..
Dan sekarang, gw nyesel..
Tapi udah ga ada lagi yang bisa gw lakuin..
Meminta tolong pada Tuhan untuk menyampaikan dan melakukan hal yang selama ini ga pernah gw lakuin..
Memeluk papah dan bilang "Lea sayang papah"..
*surat untuk papah*
Dear Papah,
Lea udah lulus S2 Pah..
Lea yang selalu rangking terakhir, dianggap paling nakal, pemberontak, akhirnya bisa Master juga..
Lea sayang Papah, seandainya Papah bisa ada di wisuda Lea..
Tapi Lea yakin, papah selalu hadir.. bahkan ketika kemarin pas Lea nangis-nangis ngerjain thesis..
Dan terimakasih ya Pah.. Sudah menjadi ayah yang baik.. Lea bangga sama Papah..
Love,
Lea